CERPEN RUMAH TUA DI SKENDI KABUPATEN SORONG SELATAN

CERPEN RUMAH TUA DI SKENDI
KABUPATEN SORONG SELATAN


Pagi ini cukup cerah, matahari tersenyum dibalik awan pagi, sementara kicau burung bersenandung merdu,  Suasana di kampung Skendi   selalu dihiasi dengan panorama alam yang indah dan masih terkesan alami, terdengar  bunyi air kali Kembira sambar sambar di teliga , Lapangan bola membentang luas , ku tatap hijau pohon pohon di atas gunung batu yang kokoh, penduduk kampung skendi yang ramah seakan membuat Chados  betah tinggal di kampung  ini.

Saat di Skendi Chados terlihat berdiri memandangi sebuah Rumah Tua dengan kontruksi yang saat kuat . Rumah terlihat masih kokoh dan  terpisah dari Bangunan penduduk setempat.

Chados anak perantauan yang baru delapan  tahun tinggal dikampung skendi , sengaja berdiri di depan rumah tua itu  untuk melihat betapa bodohnya sang pemilik Rumah tua itu yang tak membersihkan Rumah hasil jeripayahnya.  

Dengan langkah sedikit ragu saat menyaksikan suasana kampung Skendi yang sepi. Dalam situasi itu terlintas pada sosok teman yang telah pergi dan andai saja ia masih ada disisinya pasti ia akan menyapa chados met pagi dan apa kabar. Pada saat kesendirian pagi itu chados membuka  tas warna bergaris hitam putih yang menggantung di sisi kirinya untuk mengambil handphone Samsung J2 yang baru dibeli sebulan yang lalu,untuk memutar lagu Binyedi “ooh… Tuhan.. lagu Binyedi mengantarkan chados pada sosok teman hidupnya saat masih bersama di kampung  skendi empat tahun yang silam”

Chados mulai melangkah melihat segenap ruangan dalam gedung itu, hanya ada beberapa lembar papan,kayu berdiameter 5 X 5 yang telah di buat tukang rumah itu untuk memasang plafon delapan tahun lalu. Di sudut kanan terlihat ada dua buah bak kamar mandi yang belum rampung dikerjakan dan beberapa jendela yang belum terpasang lembar daun jendelanya. Terlihat juga tiga buah pintu masuk yang juga belum terpasang daun pintunya. Tapi tampak ada sebuah kamar yang berukuran sedikit lebih besar dibanding ruangan yang lain yang sudah di pasang plafonnya dan bisa dikatakan telah rampung 80 %.

Di kamar itu chados hendak duduk  tiba-tiba ada suara dari luar membuat chados beranjak dari tempatnya hendak melihat siapa yang telah memanggilnya tak lama kemudian terelihat sosok dua lelaki  melempar senyum ke arahnya.” Kedua lelaki itu saat dekat dengan chados delapan tahun yang lalu . Lelaki yang satu bernama rudi tapi chados sering memanggil bapa rudy dan satunya bernama erens dan nama gaulnya heru.

Tanya Chados mengapa kampung terlihat sunyi, jawab heru oh.. ada rapat di kantor kampung , rapat saja terlihat sunyi apa lagi kedatangan arti mungkin isi rumah bisa di curi orang karna kampung terlihat sunyi.  Tanya keduanya , chados selama ini kamu kemana saja sampai kita tidak pernah bertemu. Oh saya lagi kerja pada salah satu partai politik dan tenaga kontrak pada sebuah  dinas di kabupaten ini, jadi terasa waktu ini singkat. Tidak lama sudah pagi tak lama kemudian sudah malam .

Pertemuan singkat ketiganya pagi itu, membuat chados terdiam, memorynya serasa berputar mengingat kenangan empat tahun silam semasa ceria bersama teman hidupnya yang chados kenal di kota study jogjakarta “Chamy” entah mengapa tersebut kembali nama itu setelah sekian tahun terpendam dan tak ingin diingat lagi, “ah… kenapa chados  harus mengingat nama itu yang telah menjurumus ia pada sebuah kegagalan  Dan kenapa nama itu harus kembali chados ingat hanya karena  keceriaan ketiganya pagi itu.  oooh… tuhan chados mohon jangan kau torehkan luka yang sama saat luka itu belum pulih, jangan biarkan chados hanyut dalam cerita indah pagi tadi sebab bisa terjadi asmara Duka yang tak kunjung usai…” rintihan chados tanpa sadar butiran air mata yag meleleh di kedua pipinya telah membekaskan titik duka yang mendalam dari dalam jiwanya, goncangan peristiwa masa lalu membuatnya hanyut dalam kesedihan.

Matahari perlahan mulai tenggelam tak disadari waktu menungjukan jam 8 malam  di rumah gubuk yang berdekatan dengan rumah tua yang tak diurus pemiliknya, chados menghabiskan waktu malam itu dengan duduk ditemani secangkir kopi . Terdengar gumuruh hujan deras dan hanya beberapa orang yang terlihat melintas di pojok jalan kampung skendi . Jam 12 malam chados bergegas meningglkan gubuk dan rumah tua itu untuk kembali ke sekretariat partai untuk melangjutkan pekerjaan yang tadi pagi hingga malam ia tinggalkan itu.

Saat Chados  baru melangkah beberapa langkah hendak meninggalkan gubuk dan rumah tua di kampung skendi jam 12 malam , spontan chados melihat ada beberapa teman temannya di kampung skendi yang lagi duduk di batu pintu sambil bernyanyi dan ditemani beberapa botol minuman vodka ,satu dua gelas diputar maka tertahanlah chados di kampung skendi dan berkumpul bersama beberapa teman teman sederajatnya.

Bola jalan nyanyian lagu mulai membesar dinyanyikan dan terlihat bintang bintang di angkasa dan sesekali meteor yang jatuh , malam itu menjadi malam terindah chados karna lantunan lagu binyedi kembali dinyanyikan oleh teman teman secara bersamaan. Memori kembali terlingtas tapi biar Sakit hati beku didada ,air mata jatuh pecah di batu ,Waktu janganlah cepat berlalu biarkan diriku menikmati indahnya suasa ini.

Kini semuanya telah terjadi, peristiwa masa lalu hanyalah kenangan dan tak perlu di ingat lagi karna akan menghambat Impian dan harapan masa depan. Sebab perjalanan masih panjang masih banyak cerita kehidupan yang lebih baik yang menanti untuk chados menhiasi sejarah indah dalam kehidupan berikutnya.CS

0 Komentar di "CERPEN RUMAH TUA DI SKENDI KABUPATEN SORONG SELATAN "