SEKILAS CERPEN “TOMEN”NOKEN


Sekilas noken (tomen) yang terbuat dari daung kitar “herekpor ten” yang tumbuh bebas di alam Fak fak. Ada proses pembutang noken atau dalam bahasa Fak fak “tomen” Model tomenpun berfariasi tingkat kesullitang dalam pembuatangnya.ada noken”tomen” yang mudah di anyam atau sulang tinggal kita perhatikan mereka yang lagi membuatnya. Ada noken’tomen yang memiliki tingkat kesulitangnya dan butuh ketrapilang tersendiri.
Untuk noken yang terbuat dari daun tikar” herekpor ten” ada tiga jenis penyebutan dalam bahasa daerah fakfak tergantun model yang di buat”klau noken yang besar”ntunbuum” noken kecil”tomen” yang lebih kecil biasanya di sebut” mahi timi’ Dari tiga jenih noken di atas terbagi waktu kita mengunakannya mengisi keperluan kita.Untuk mendapatkan daun tikar” sangat mudah sebab di wilayah fakfak daun tikar”herekpor ten” tumbuh bebas di wilayah fakfak.Proses awal untuk menjadi sebuah noken terlebih dahulu kita memotong daun tikarnya “ tapi kita harus berhati hati dalam mengambilnya karna ada terdapat duri duri kecil yang ada di sekitar daun tikar. Setelah kita memotong daunnya kita juga harus membersihkan duri duri kecil itu.ketika semuanya sudah di bersihkan satu demi satu daun itu di kumpul menjadi satu untuk di bawah pulang.
Seesampainya kita di rumah daun daun tikar itu harus di kecil kecilkan sebelum kita menbuat noken dan untuk satu daun bisa di dapat 6-7 bagian, setelah itu kita harus menjemurnya dan proses menjemur biasanya mereka mengukan terik matahari atau menaruhnya di atas tungku yang telah di buat para para agar daun daun tikar itu bisa terkenal asap api” proses mengeringkannya bisa sampai empat hari.Ketika daun tikar “herekpor ten” terlihat mongering,maka kita harus membagi bagikannya lebih kecil lagi agar mudah untuk menganyamnya hingga berbentuk noken”tomen”.
Tapi sayangnya generasi muda saat ini, tak lagi mahir dalam membuat noken peninggalan leluhur.Mungkin karna pengaruh budaya luar libraliasasi ataukah karna ketidak mauan mereka untuk meneruskan budaya pembuatang noken”tomen” Walau masih ada genersi muda yang tau dalam membuat tomen tapi itupun mereka yang besar dan tinggal di kampung kampung sementara generasi muda yang tinggal di dalam kota fak fak sudah tak tau lagi untuk membuat noken tersebut.Pada hal ada manfaat saat kita membuat tomen itu,salah satunya menhilangkan stress kita ataupun mempererat kedekatan di lingkunggan di mana kita tinggal.
Pengalaman saya sewaktu kecil di kampung Pikpik itu terlihat jelas ada seorang mama yang lagi membuat tomen seorang diri.Tapi ia membuatnya dengan bernyanyi lagu lagu yang di ingatnya.ada lagi yang saya jumpai” jika mereka mau membuat noken”tomen” biasanya duduk berkumpul bersama mama mama yang ada di sekitar rumahnya bercerita sambil membuat tomen.
Faktor lain yang membuat noken itu di lupakan oleh generasi muda saat ini,adalah birokrasi terkaik yang tak mampu melihat potensi yang terdapat pada tomen atau noken ini,Pada hal ada keutunggan yang bisa di dapat jika mereka menkaji potensi noken yang terbuat dari daun tikar ini. Sebab separuh daerah yang ada di papua mereka menjadikan noken sebagai usaha sampingan bagi masyarakat setempat.
Andai saja pemerintah kabupaten fakfak ataupu mereka yang kembali dengan gelar mulia bag orang tuanya itu,Bisa mengali potensi tomen yang terbuat dari daun tikar ini. Sebuat saja mereka yang mengambil jurusan yang berkaitang dengan membuka peluan usaha dan mendapatkan keutunggannya(bisnis) Tapi yang terjadi saat mereka kembali dengan gelar mulia hanya berharap pada memikiran sarjana papua masa kini PNS padahal dalam diri mereka ada sebuah kelebihan untuk di langjutkan” Mungkin dengan membuat profosal usaha yang akan di masukan di dinas terkait agar mendapatkan modal usaha ataupun koperasi simpan pinjam yang ada di fakfak untuk mendapatkan modal awal.
AKhir kata dari cerpen ini
Sampai kapan kita tergangtun pada pemikiran sarja papua masa kini”PNS”
Sampai kapan kita tergangtung dan tak mampu merebut peluang usaha untuk bersaing?
0 Komentar di "SEKILAS CERPEN “TOMEN”NOKEN"