Waktu Yang Terbuang

Sebuah Kritikan Untuk renungan kita bersama (nemehmany).

Sebagai kaum intelektualitas muda yang terpelajar, sudah seharusnya kita membagi waktu dengan baik dan benar. Ada waktu yang tepat untuk untuk melakukan aktivitas ini dan itu. Bukan itu saja, jikalau memang kita merasa jenuh dan ingin melakukan sesuatu yang mengisi waktu luang, okelah, itu tidak menjadi masalah. Namun hal perlu kita perhatikan adalah apa kita harus mengisi waktu luang tersebut dengan bermain permainan seperti kartu dan lain sebagainya.
Kita disibukan oleh aktivitas pembelajaran dikampus, kita terus mengasah kemapuan kita dalam segala hal. Ada hal yang kita pelajari dari kampus dan ada pula hal yang bisa kita pelajari dari fenomena sosial yang terjadi di sekitar kita.
Banyak terjadi kita menghabiskan waktu berjam-jam hanya dengan bermain kartu, yang lebih ironis lagi hampir kita lebih bersemangat untuk bermain hal tersebut. Bukan satu atau dua jam saja yang kita habiskan bermain kartu, kadang semalaman. Apakah itu tidak mengganggu proses kerja otak kita?
Sangat-sangat disayangkan, lajunya perkembangan dunia, dari segala segi. Dari teknologi dan lain-lain sebagainya. Saat orang lain berada dibulan kita masih tetap berada dibumi untuk menatap mereka yang dibulan. Kita seakan menginginkan ketertinggalan. Sudahnya kita harus mengejar ketertinggalan kita, yang berarti ditiap waktu kita mengisi dengan berbagai hal yang membuat pengetahuan kita bertambah.
Lebih baik lagi bila kita saling mengingatkan, saling berbagi ilmu dan pengalaman, mengembangkan potensi diri yang ada, memotivasi sesama kita, tepatnya saat kita kumpul-kumpul atau ngopi bareng.
Bersyukur bagi yang saat ini masa kuliahnya aman-aman saja tanpa kendala berarti, namun cobalah berpikir; apakah sama dengan saudara-saudara yang ada. Mungkin saja kita bersama dalam tertawa, bersenang-senang, humor dan lain sebagainya namun diantara kita pasti ada yang punya masalah namun karena terpaksa ikutan bergabung karena keadaan lingkungan yang ada. Setiap dari kita punya aneka macam persoalan, ada yang sederhana saja dan adapula yang lebih parah membuat sikap berubah.
Otak kita bukan komputer atau perangkat data seperti hardisk sehingga bisa menyimpan ribuan file, kita ini manusia yang punya kelupaan begitu besar. Jika tidak kita isi dan pelajari hal itu berulang-ulang maka dalam waktu yang singkat saja kita bisa melupakannya.
Akhir kata dari saya, bukan karena iri atau karena tidak senang namun saya lebih senang jika kita berkumpul bersama dan membicarakan hal-hal yang terjadi disekitar kita, hal-hal yang menimpa kita, apa yang kita dapatkan dikampus kita, di tiap ruang gerak kita selagi hal itu ada nilai positif. Saling berbagi dalam kebersamaan, bukan dalam permainan. Kita menghabiskan waktu dengan banyak hal lagi yang kita dapatkan, kita tidak tertinggal lagi namun semakin merasa suatu tambahan ilmu karena kebersamaan yang tercipta menghasilkan cerita kehidupan yang punya segudang makna. Bila ada hal yang tidak berkenan dihati mohon maaf yang sebesar-besarnya.


By. Phaul Heger Alias Angin Selatan...........
10 April 2010 Dupiad Ma Wiri
0 Komentar di "Waktu Yang Terbuang"