Kemarin lain, Hari ini Lain

Mengamati berbagai peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini sungguh sangat disayangkan harus terjadi seperti itu. Seolah-olah segala sesuatu itu sudah ditakdirkan, padahal jika kita lihat lebih dalam, dan mengambil hikmah dari semua yang terjadi itu maka kita pasti dapat mengambil suatu kesimpulan yang pasti.
Mengapa kita harus mengikuti segala hal yang sebenarnya kita sendiri tidak pahami?kita begitu mudah terpengaruh oleh keadaan, issu yang digemborkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab?
Tentu masih segar dalam ingatan kita dimana beberapa waktu yang lalu, jauh sebelum pemilihan umum berlangsung, aksi demonstrasi mahasiswa Papua dengan ancaman pemboikotan pemilu di wilayah Papua, selain itu “Papua zona darurat” dan beberapa issu hingga komando “Pulang Tanah Air” dikeluarkan, yang mengakibatkan sebagian dari mahasiswa papua yang ada didaerah jawa untuk segera balik ke Tanah Air Papua; semua itu telah terjadi, kini separuh mahasiswa yang masih tetap berada di kota studi Yogyakarta coba terlibat kedalam aksi menuntut haknya dalam mengikuti pemilihan umum.
Menurut pemahaman saya disini, sudah jelas kita sebagai kaum pendatang dikota yogyakarta ini, tidak memiliki hak memilih dikarenakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah luar daerah Yogyakarta, selain itu kita juga sebagai mahasiswa yang separuhnya KTPnya sudah habis masa berlakunya sehingga tidak dapat dipergunakan; walau demikian mungkin saja ada kebijakan lain yang bisa di buat untuk peserta tambahan.
Melihat berbagai konflik yang saat ini terjadi didaerah, dalam hati timbul sebuah pertanyaan dimanakah ketegasan kita dalam sebuah sikap yang jelas? Mengapa kita tidak punya pilihan yang jelas?
Mengapa kita begitu ingin mengikuti pemilu sementara kemarin kita mengancam akan melakukan pemboikotan pemilu? Dimana rasa persatuan dan persaudaraan kita ketika melihat berbagai peristwa diskriminasi yang terjadi di tanah air tercinta Papua Barat? Saudaraku berpikirlah dengan baik dan mengambil keputusan yang tepat. Jangan sampi kemarin bilang begini, hari ini buat lain.

Mohon maaf bila ada hal yang tidak berkenaan dalam tulisan saya ini.
1 Komentar untuk "Kemarin lain, Hari ini Lain"

Betul!
dan saya sangat setuju sekali dengan artikel ini,
Sebenarnya dengan adanya kejadian seperti itu menandakan bahwa kita orang Papua belum bersatu secara utuh, Sedangkan jika kita ingin free hal yang pertama yang harus kita lakukan adalah BERSATU dulu. bersatu bukan hanya subjeknya saja tapi tujuan, perkataan, tingkah laku kita sebagai anak Papua.
Kita anak Papua sering menganggap remeh akan sebuah komitmen, padahal hal itu jika di pegang utuh maka tujuan yang kita inginkan akan terwujud...

Catatan untuk anak Papua...
marilah kita bersatu mempererat persaudaraan diantara kita da pegang tuguh komitmen kita, bersatu untuk maju dan lawan segala macam kejahatan yangada di tanah air kita...

Memang sulit
tapi,
jika kita bersatu pasti bisa!!
ok....

met berjuang kawan-kawan Q..


O_C