KISAH TEOFANI – ALLAH MENYATAKAN MAKNA DI TANAH A3 MAYBRAT

 KISAH TEOFANI – ALLAH MENYATAKAN MAKNA DI TANAH A3 MAYBRAT
 
Judul : KISAH TEOFANI – ALLAH MENYATAKAN MAKNA DI TANAH A3 MAYBRAT
21 Oktober 1951 – Titik Balik Sejarah Rohani Di Bumi A3

_Bagi suku A3 Maybrat, Teofani bukan sekadar peristiwa iman, melainkan titik balik sejarah rohani—saat Allah menampakkan kasih dan terang-Nya melalui karya keselamatan serta transformasi kehidupan masyarakat.
Tanggal 21 Oktober 1951 menjadi tonggak bersejarah ketika Injil dan terang Kristus mulai menyentuh bumi A3 Maybrat. Hari itu dikenal sebagai “Hari Allah Menyatakan Diri bagi Orang A3”, awal dari kebangkitan iman, pendidikan, dan peradaban baru yang berpijak pada kasih dan pengetahuan akan Allah.

Sebelum Teofani – Pra 1951

Sebelum Injil datang, masyarakat A3 hidup dalam tatanan adat dan spiritualitas lokal. Meski belum mengenal kabar keselamatan, mereka kaya akan nilai gotong royong dan kearifan lokal yang menjaga harmoni hidup. Namun, di balik semua itu, masih ada kekosongan spiritual—kerinduan yang belum menemukan sumber terang sejati.

Peristiwa Teofani 1951

Dalam kasih dan inisiatif-Nya, Allah menyatakan diri-Nya melalui para utusan Injil dan tokoh-tokoh iman lokal Tanah Papua. Salah satu figur yang dikenang ialah Bapak Ruben Rumbiak, simbol kesetiaan dan ketaatan iman, pembawa terang di tengah kegelapan.
Meski bukan yang pertama menginjakkan kaki di tanah A3, ia bersama para pewarta Injil dan pendidik yang lebih awal telah membuka jalan bagi firman Allah menyentuh hati umat.
Teofani menjadi momentum kebangkitan iman dan pembentukan jati diri rohani suku A3, yang menandai awal perubahan menuju kehidupan yang berakar pada kasih Kristus.

Buah dari Teofani


Pasca peristiwa 1951, Injil membawa perubahan nyata.
Bidang pendidikan, kesehatan, dan pelayanan gereja berkembang pesat. Gereja menjadi pusat pembinaan iman, moral, dan sosial. Dari situ lahirlah generasi baru yang mengenal Allah, berpendidikan, dan berperan membangun Tanah New Guinea—generasi cerdas, pemimpin, dan pembangun masa depan.

Makna TEOFANI


Kata Teofani berasal dari bahasa Yunani: Theos berarti Allah, dan Phaino berarti menampakkan diri. Maka, Teofani berarti saat Allah berinisiatif menyatakan kasih dan kuasa-Nya dalam sejarah manusia.
Namun bagi suku A3 Maybrat, Teofani bukan hanya istilah teologis, melainkan pengalaman nyata—ketika terang Allah menembus hutan-hutan Maybrat yang dahulu sunyi dalam ketidaktahuan iman.

Pesan Ilahi dan Amanat Generasi

Hamba Tuhan Ruben Rumbiak menyampaikan pesan profetik bahwa generasi A3—Ayamaru, Aitinyo, dan Aifat—dipanggil menjadi manusia pembangunan di Tanah New Guinea, berlandaskan iman dan kasih Kristus.
Ia berdoa agar dalam kurun waktu 10, 15, 25 hingga 30 tahun kemudian, pemuda-pemudi A3 menjadi generasi penerus yang membawa perubahan dan kemajuan bagi daerah serta bangsa.

Pesan rohani juga disampaikan kepada para hamba Tuhan: Abraham Kambuaya, Simon Isir, Piter Howay, Markus Solossa, dan Habel Tamunete, agar senantiasa memelihara kesatuan, kerendahan hati, kasih, dan kehormatan terhadap sesama manusia.

Penutup

Hari ini, 21 Oktober 2025, kita kembali menatap tonggak sejarah rohani yang berharga itu.
Sebuah tanggal yang tidak hanya tercatat dalam kalender gerejawi, tetapi hidup dalam nadi sejarah orang A3 Maybrat—Dihari itu ketika Allah menyatakan diri-Nya melalui cahaya Injil, yang terus menerangi generasi demi generasi.

#fyp #foto #teks #teofani #a3 #maybrat
0 Komentar di "KISAH TEOFANI – ALLAH MENYATAKAN MAKNA DI TANAH A3 MAYBRAT"